Keramahan Bumi Melayu
Pulau Sumatera
sangat kental dengan warna suku Melayu. Bahkan, bahasa Melayu menurut
beberapa sumber memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi bahasa
Indonesia. Salah satu provinsi di Sumatera yang sangat kuat nuansa
melayunya adalah Provinsi Riau.
Mulai dari arsitektur bangunan, corak kebudayaan, bahasa, dan hal
lainnya di Riau kebanyakan berangkat dari corak kebudayaan Melayu.
Mayoritas penduduknya adalah suku Melayu. Orang melayu pada
umumnya berbicara dengan nada halus dan mendayu, sangat menyenangkan
untuk didengar. Bumi Melayu, begitulah Riau biasa disebut.
Geografi
Provinsi Riau memiliki luas 87.023,66
km². Sumber daya alam yang ada di provinsi ini, seperti minyak bumi dan
gas alam, berhasil membuatnya menjadi salah satu provinsi dengan tingkat
kesejahteraan penduduk yang cukup tinggi. Ibukota Provinsi Riau adalah
Kota Pekanbaru. Secara koordinat, Riau terletak pada 1º 15′ LS hingga
-4º45’LU dan 100º 03′ hingga 109º 19′ BT. Curah hujannya antara 2000
hingga 3000 milimeter per tahun dengan hujan per 365 hari sekitar 160
hari.
Selain
minyak bumi dan gas alam, Riau juga memiliki aset kekayaan hutan dan
perkebunan. Perkebunan yang paling berkembang adalah kelapa sawit,
kelapa, dan karet. Riau bahkan memiliki area seluas 1.34 juta hektar
untuk perkebunan kelapa sawit. Kini, terdapat sekitar 116 pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) dengan total produksi CPO per tahun
3.386.800 ton. Kini pemberlakuan otonomi daerah memberikan efek positif
terhadap perkembangan ekonomi Riau sebab segala hal seputar penanaman
modal, pemanfaatan sumber daya alam, dan sistem bagi hasil telah diatur
dengan tegas pembagiannya antara pusat dan daerah.
Sebelah utara Provinsi Riau berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Riau
dan Selat Melaka, di sebelah selatan dengan Provinsi Jambi dan Selat
Berhala, di sebelah timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan
berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara
di sebelah baratnya. Terdapat 15 sungai di Riau dan empat yang terbesar
adalah Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Kampar, dan Sungai Inderagiri.
Sungai-sungai ini bermuara ke Selat Malaka dan Laut Cina Selatan.
Kondisi geografis Riau membuatnya
dilirik beberapa perusahaan besar karena dianggap potensial dalam hal
hasil alam. Perusahaan Chevron Pacific Indonesia anak perusahaan Chevron
Corporation, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk di Perawang, dan PT.
Riau Andalan Pulp & Paper di Pangkalan Kerinci adalah beberapa dari
sekian banyak perusahaan besar yang beroperasi di Riau.
Provinsi Riau dipimpin
oleh seorang Gubernur. Sejak tanggal 1 Juli 2004, Kepulauan Riau yang
mulanya adalah bagian dari Provinsi Riau dimekarkan menjadi Provinsi ke
32 di Indonesia.
Provinsi Riau memiliki 11 Kabupaten/ Kota, diantaranya adalah:
- Pekanbaru
- Kuantang Singingi
- Inderagiri Hulu
- Inderagiri Hilir
- Pelalawan
- Siak
- Kampar
- Rokan Hulu
- Bengkalis
- Rokan Hilir
- Dumai.
Jika ditilik ke belakang, Riau pernah
menjadi daerah penghasil berbagai hasil bumi. Beberapa diantaranya
seperti Pulau Bintan dengan penghasilan lada yang besar, Pulau Tujuh
sebagai penghasil Kopra terbesar di Asia tenggara. Lalu Bagan Siapi-api
sebagai penghasil ikan terbesar di Indonesia. Bahkan, Pulau Batam juga
pernah berada di masa kemakmurannya dengan hasil Batu Bara oleh
perusahaan Raja Ali Haji. Anda bisa bayangkan bukan betapa kayanya hasil
alam Provinsi Riau.
Budaya
Berdasarkan sensus tahun 2010, jumlah
penduduk Riau adalah 5.538.367 jiwa, dengan kepadatan 64/km2 (160/sq
mi). Sebagaimana simbolnya sebagai salah satu pusat peradaban suku
Melayu, persentase suku penduduk di Riau secara berurut adalah Melayu,
Jawa, Minangkabau, Batak, Banjar, Tionghoa, dan Bugis. Senada dengan
mayoritas suku, bahasa yang paling banyak digunakan di Riau adalah
bahasa Melayu, disusul oleh bahasa Minangkabau dan bahasa Indonesia. Di
daerah kepulauan, bahasa Melayu semakin kental dengan logat dan
dialeknya. Setiap kabupaten memiliki dialeknya masing-masing, sehingga
walaupun sama berbahasa Melayu tetapi akan terdengar berbeda dari irama
dan kebahasaannya.
Agama Islam masih tetap dominan di
Provinsi Riau, sebagaimana juga dengan Indonesia secara umum. Pemeluk
agama Kristen Protestan, Buddha, Katholik, dan Hindu pun juga mendiami
provinsi ini. Banyak terdapat Mesjid-mesjid indah di sini. Bahkan, di
beberapa titik mesjid dan gereja dibangun berdekatan. Ini membuktikan
tingginya tingkat kerukunan umat beragama di Riau.
Provinsi Riau memiliki maskot berbentuk Ikan Selais
yang akan Anda temui saat berada di Ibukota Provinsi yaitu Pekanbaru,
tepatnya di depan kantor walikota Pekanbaru Jalan Jenderal Sudirman.
Ikon ini diberi nama Tugu Ikan Selais Tiga Sepadan.
Beberapa budaya khas yang cukup populer di Riau adalah kain songket Melayu,
lagu daerah seperti lagu Lancang Kuning, Langgam Melayu, Lenggang
Kangkung, Zapin Laksmana Raja di Laut, Zapin Pantai Solop, dan tarian
Pucuk Pisang, tarian persembahan, tepung tawar, dan lainnya. Tepung
tawar adalah berupa tradisi yang selalu ada di setiap upacara adat yang
mengandung hal kebahagiaan, seperti kelahiran, pernikahan, ataupun acara
memasuki tempat tinggal baru. Pada acara pernikahan, penaburan tradisi
tepung tawar akan dilakukan mulai dari orangtua kedua mempelai, nenek
dan kakek, serta dilanjutkan oleh semua keluarga kerabat dekat. Selain
itu, songket melayu juga terkenal seantreo tanah air. Banyak juga
wisatawan yang hadir menjadikannya sebagai oleh-oleh untuk orang-orang
terdekat mereka di tempat asal. Songket melayu memiliki corak dan bahan
yang khas dan dapat dipadupadankan dengan jenis-jenis pakaian formal
seperti baju kebaya.
Wisata
Kawasan
Kota Pekanbaru sebagai ibukota provinsi dapat dikatakan minim objek
wisata alam. Tetapi, Anda tidak perlu berkecil hati setibanya di Riau,
karena masih banyak tempat wisata potensial lainnya di luar kota
Pekanbaru yang dapat Anda jelajahi. Sederet objek wisata indah di Riau
adalah Air Terjun Guruh Gemurai,
Air Terjun Aek Martua, Objek Wisata Bono, Wisata Bahari di Kabupaten
Siak, Pulau Jemur, Pantai Rupat Utara Tanjung Medang, dan Taman Nasional
Bukit Tiga Puluh.
Wisata religi dan sejarah yang dimiliki
Riau juga tidak kalah hebatnya, sebut saja Candi Muara Takus, Masjid
Raya Pekanbaru, Perayaan Imlek di selatpanjang, Upacara Bakar Tongkang
di Bagan Siapi-api, Klenteng Hoo Ann Kiong dan tradisi pacu jalur Taluk Kuantan.
Jika Anda ingin bermalam agar dapat lebih lama menikmati keindahan Riau
Anda dapat menggunakan hotel-hotel di Riau yang direkomendasikan,
seperti Labersa Grand Hotel &Convention Center dan Grand Jatra Hotel.
Terlepas dari semua porsi wisatanya, Anda juga akan merasa nyaman selama berada di Bumi Melayu ini sebab penduduknya akan menyapa dan membantu Anda dengan ramah dan hangat.
0 comments:
Post a Comment